Asuhan Keperawatan
Sistemik Lupus Erytematosus
(SLE)
by
Ns. Dafid Prawito, S. Kep
Sistemik Lupus Erytematosus
(SLE)
by
Ns. Dafid Prawito, S. Kep
PENDAHULUAN
DEFINISI
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI MUSKULOSKELETAL
PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN
a. Biodata, riwayat penyakit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Muskuloskeletal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, SLE menjadi salah satu penyakit reumatik utama di dunia
- Dapat ditemukan pada semua usia, kejadian terbanyak pada umur 15-40 tahun (usia produktif)
- Frekuensi kejadian SLE pada wanita dibandingkan pria (5-9 : 1)
- Faktor ekonomi dan geografi tidak mempengaruhi distribusi penyakit SLE
DEFINISI
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan produksi antibodi terhadap komponen inti sel yang berhubungan dengan manifestasi yang luas.
- SLE adalah penyakit autoimun yang kronik dan menyerang berbagai sistem dalam tubuh
ETIOLOGI
- Belum diketahui dengan jelas , namun terdapat banyak bukti bahwa SLE bersifat multifaktor, mencakup :
- Genetik
- Infeksi
- Faktor Resiko : hormon; imunitas; obat
MANIFESTASI KLINIS
- Sangat beragam dan seringkali pada keadaan awal tidak dikenali sebagai SLE
- Gambaran klinis keterlibatan sendi atau muskuloskeletal dijumpai pada 90% kasus SLE
MANIFESTASI MUSKULOSKELETAL
- Merupakan manifestasi klinis yang paling sering dijumpai pada kasus SLE
- Keluhan dapat berupa : Nyeri otot (mialgia), nyeri sendi (atralgia), arthritis
- pada umumnya SLE tidak menyebabkan deformitas, kaku sendi, yang berlangsung beberapa menit
- Ruam pada kulit merupakan manifestasi klinis SLE pada kulit yang paling lama dikenal
- Manifestasi lain yang bisa muncul pada kulit, antara lain : Herphes Esthimones; reaksi fotosensitifitas, vakulitis dan atau bercak eritema pada palatum (mole dan durum)
- Manifestasi klinis pada paru dapat berupa : radang interstitiel parenkim paru (pneumonitis); emboli paru; perdarahan paru (hematemesis)
- Perikardium, endokardium, miokardium dan pembuluh darah koroner dapat terlibat/infeksi oleh SLE
- Perikarditis, dapat dijumpai adanya nyeri substernal, friction rub, aritmia, kardiomegali, bahkan tacychardi yang tidak jelas penyebabnya
- Penyakit jantung koroner, dapat menimbulkan angina pectoris, IMA dan gagal jantung kongestif
- Tanda dan gejala pada renal biasanya tidak muncul sebelum adanya Renal Failure atau sindrome nefrotik
- Kelainan pada renal dijumpai 40-70% pada setelah 5 tahun menderita SLE
- Manifestasi gastrointestinal tidak spesifik pada pasien SLE
- Secara klinis dapat ditemukan keadaan : disfagia; dispepsia; nyeri abdomnal; vaskulitis mesenterik; pankreatitis; hepatomegali
- Pembuktian adanya keterlibatan saraf pusat antara lain : epilepsi; hemiparese; lesi syaraf kranial; meningitis aseptik; kelainan psikiatrik dapat berupa gangguan organik dan non-organik
- Splenomegali dapat dijumpai pada pasien dengan diagnosis SLE
- Kelenjar getah bening yang sering dijumpai adalah axilla dan servikal dengan karakteristik : tidak nyeri tekan; bersifat lunak; ukuran bervariasi (3-4 cm)
- Anemia diklasifikasikan penyakit kronis, defisiensi zat besi, sickle cell, dll
- Kelelahan, merupakan keluhan utama yang paling sering dijumpai pada pasien SLE
- Penurunan BB, terjadi beberapa bulan sebelum diagnosa ditegakkan
- Demam, suhu tubuh dapat mencapai 40 derajat C, tanpa ada infeksi lain, biasanya tanpa disertai menggigil
- Lain-lain, dapat terjadi seiring atau sebelum aktivitas penyakit, seperti : rambut rontok (allopesia); hilangnya nafsu makan; pembesaran kelenjar getah bening; sakit kepala; mual & muntah
PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN
- Penyuluhan dan intervensi sosial
- Diusahakan pasien tidak terlalu banyak terpapar dengan sinar matahari
- Pertimbangkan penggunaan profilaksis antibiotik
- Pengaturan kehamilan dan pengawasan aktivitas penyakit lebih ketat pada fase kehamilan
- Putuskan pasien untuk memerlukan perawatan konsevatif atau pemberian imunosupresif yang agresif
a. Biodata, riwayat penyakit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Muskuloskeletal
- Terjadi pembengkakan, keterbatasan gerak, kemerahan dan nyeri tekan pada sendi
- Ulserasi membran mukosa, ekimosis, ptekye, purpura, infadenopati difus
- Nyeri tekan abdomen, hepatosplenomegali, peristaltic usus meningkat, kelenjar parotis membesar
- Takipneu, perkusi suara redup, efusi pleura dan ronchi
- Takikardi, aritmia
- Konvulsi, neuropati perifer, paraplegi, hemiplegi, afasia, halusinasi, delusi, disorientasi
- Konjungtivitis, edema periorbital, uveitis, perdarahan subkonjungtiva
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut/kronis b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, distensi sendi
- Intoleransi aktivitas b/d penurunan kekuatan otot dan nyeri sendi
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan atau perubahan pada kemampuan untuk mencerna; mual, muntah
- Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang prognosis penyakit
- Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi, infeksi virus, proses penyakit
- Resiko terhadap kekurangan volume cairan Out put yang berlebihan ; diare berat, demam
- Resiko gangguan pertukaran gas b/d muskuler (efusi pleura, melemahnya otot pernafasan, penrurunan energi, penurunan expansi paru)